Blogger news

Transformasi nikmat indera penglihatan

Footer Widget 2

Powered by Blogger.

Footer Widget 1

Sample Text

About Me

My photo
Bekasi, Jawa Barat, Indonesia
Memperbanyak amal untuk di akhirat nanti, sembari menuju cita dan asa di dunia

Blogger templates

Pages - Menu

Followers

About

Blogroll

ciecie
Posted on Wednesday, June 15, 2011
Nabi Muhammad shallallahu alaihi wa alaihi wasallam bersabda, “Pada malam aku di isra-kan ke langit, Tuhan-ku mewasiatkan kepadaku lima perkara:

1.      Janganlah hatimu engkau gantungkan pada dunia, karena sesungguhnya aku tidak menciptakan dunia untukmu.
2.      Arahkan rasa cintamu kepada-Ku karena tempat kembalimu adalah kepada-Ku.
3.      Bersungguh-sungguhlah menuntut surga.
4.      Bersikap putus asalah kepada makhluk, karena sesungguhnya tidak ada sesuatu pun pada tangan mereka.
5.      Senantiasalah melakukan shalat tahajud, karena kemenangan itu beserta shalat malam.”
(Syir’at Al-Islam)
Read More
Posted on Sunday, June 12, 2011

          Suatu hari disaat hampir semua orang menikmati liburannya, kita yang tetap berada disini mengikuti suatu kegiatan yang insya allah sangat berguna dan bermanfaat, yaitu kajian pengurus. Kajian pengurus adalah suatu agenda dalam rohis teknik kimia undip yang biasa di sebut dengan al-fikri. Agenda ini dibentuk dengan tujuan, terjadinya sebuah evaluasi atas kinerja alfikri selama kepengurusan yang telah dilalui dan juga sebagai tempat berkumpulnya seluruh ikhwah di al-fikri ini. Hal ini, diharapkan dapat menjadi sebuah cermin untuk mengoreksi kekurangan diri secara pribadi dan biro al-fikri secara keseluruhan sehingga dapat lebih mengoptimalkan kinerja alfikri dalam sisa kepengurusan. Tidak hanya itu, agenda ini terdapat juga perkumpuulan seluruh anggota sehingga dapat lebih mendekatkan diri satu sama lain agar lebih dekatnya hubungan personal sesama pengurus.
Terdapat juga kajian dari seorang dosen yang sekaligus sebagai Pembina baru untuk alfikri ini yang telah menyampaikan materi kira-kira tentang ukhuwah beliau bernama Pak Budiono. Beliau sangat semangat sekali ketika mengetahui jumlah dari biro rohis ini terdapat 83 anggota. Padahal, pada saat beliau disini sebagai mahasiswa di undip yang berminat untuk menjadi pengurus hanya sedikit sekali. Sungguh telah terjadi perkembangan dalam pembinaan di undip ini terutama di teknik kimia. Saat sudah memasuki materi, di pertangahan sesi ini beliau bertanya kepada peserta “berapa jumlah teman mu saat ini dari kamu masih kecil?”, serentak semua peserta berfikir dan banyak yang  “nyeletuk”, “banyak banget itu mah”. Pak Budiono pun tersenyum dan ingin mengetes beberapa anak.
Pak Budiono       :“Coba kamu Mas Fahri (angkatan 2009) berapa?”.
Mas Fahri            :”berapa ya pak? Ya banyak” sambil tersenyum nampak tak mengerti.
                                  “Kira-kira 500 lah Pak”.
Pak Budiono       :” banyak ya ternyata”.
                             “coba mas yang tadi memberikan sambutan siapa namanya?”
Peserta lain        : “ Rangga, Pak” serentak.
Pak Budiono       :” oh mas Rangga ini termasuk hebat loh, dia berani tampil di depan seperti tadi,            berbeda dengan saya dulu saat masih semester 1 sampai 4”. “ya coba nak rangga ada berapa teman?”
Rangga  :” kira-kira si ada Pak 700 an” terlihat senyum nampak wajah pembohong.
Pak Budiono       :” wah kalo saya ya kira-kira 10.000 lah. Akan tetapi,  apakah hanya dengan jumlah yang banyak itu membuktikan kita akan sebuah persahabatan?” . “berapakah jumlah teman kalian saat kalian sedang sangat jatuh terpuruk?”
Peserta                 : “…” terdiam.
Hal itulah yang seharusnya kita perhatikan. Jika sebuah ukhuwah tidak ada sebuah hubungan timbal balik atau “take and give” bisa dikatakan, itu hanya hubungan pertemanan sekedar basa-basi. Seperti kata beliau “ya kalo ketemu sekedar senyum, tidak ada hubungan individual yang bagus didalamnya, dan ketika temannya seolah meminta bantuan, seakan dia memerlihatkan wajah yang tak ingin untuk membantu. Omong kosong hal itu disebut pertemanan.” . apakah kalian pernah memperhatikan hal ini?
Kami sangat terkejut dengan yang dibicarakan beliau, saya sendiri melihat kedalam diri saya “apakah saya termasuk yang demikian?”. Jika memang seperti ini, sungguh sangat kecewa teman-teman saya ketika benar sikap saya demikian. Jadi, saya merasa ingin sekali untuk menanamkan hal ini untuk diri saya, saya juga ingin untuk menjadi teman yang “dapat diandalkan” disaat keadaan apapun. Bukan serorang teman yang setiap diminta bantuan seolah-olah menunjukan wajah untuk menolak, padahal belum berkata apapun, melainkan menjadi tempat teman-teman untuk yakin dapat meminta bantuan kepada saya karena mereka percaya bahwa saya dapat diandalkan dan sebaliknya.
Mungkin itu keinginan saya. Akan tetapi apabila memang hal tersebut ingin terjadi, maka mulailah dari personal diri kita masing-masing. Jangan pernah untuk berfikir bahwa, “apa gunanya untuk membantu dia?” jika seluruh orang berfikir seperti, lantas apa yang akan terjadi teman-teman. “jika saya membantu dia…apakah suatu saat dia akan membantu saya lagi?” percayalah teman-teman sia-sia jika kita berfikir seperti ini karena jika orang yang kita tolong memang benar-benar sedang tidak bisa membantu kita, maka percayalah akan ada tangan-tangan penolong lainnya jika kita yakin akan kekuasaan allah. Kita sebagai umat manusia harus untuk saling tolong menolong.  Yang seharusnya ada dipikiran kita adalah “ apa yang saya bisa lakukan untuk teman saya?” jika semua orang dilatih untuk berpikir seperti ini maka insya allah tidak akan ada pertemanan yang hanya “basa-basi” belaka, melainkan pertemanan yang memiliki sifat “take and give”.
Berbuat baiklah kepada seluruh teman kita dan ciptakanlah kedekatan secara personal tidak hanya dengan sapa saja sehingga ketika benar-benar kita menginginkan bantuan darinya suatu saat nanti insya allah akan mudah dan sebaliknya kita juga harus bisa ikhlas untuk senantiasa memberikan apa yang kita bsa untuk teman yang meminta tolong pada kita, dan jangan pernah berkata untuk menghindar terlebih dahulu seperti “eh tapi nanti aku ada acara iq? Piye?” respon yang tepat ketika memang tidak bisa melainkan “kapan kira-kira saya bisa bantunya? Iya siip,nanti gampang. Eh aku lupa iq, aku ada urusan nanti yo?? Piye iki? Kamu iso sndirian ora? Ntar dulu aku piker-pikir bntar…oh ajak si Rangga aja piye? Nanti kalo dia ra iso aku siap dah lak wes” cukup bagus, tapi jangan digunakan untuk membohongi temanmu karena mereka bisa melihat kamu ketika hanya pura-pura ingin membantu.
            Jadilah teman yang terbaik untuk temanmu dan jadi kan lah mereka yang terbaik untuk dirimu juga. Jika kamu memiliki teman 700 orang, maka ketika kamu sedang kesulitan kamu tetap memiliki teman 700 orang yang siap berada dibelakang mu untuk memberika apapun macamnya do’a, materi, jasa, dan lainnya. Jadikan lah setiap teman mu merasa nyaman dengan kehadiranmu.


Read More